Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Selasa, 15 November 2022

Persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia, memiliki arti yang sangat penting dan harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang, serta mempererat hubungan kekeluargaan antarwarga masyarakat, sehingga perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah.

Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan

  1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika : mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan.
  2. Prinsip Nasionalisme Indonesia : Nasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya kesiapsiagaan dari warga negara untuk membela tanah airnya.  mengagung-agungkan bangsa kita sendiri.
  3. Prinsip kebebasan yang Bertanggung Jawab : Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, kebebasan yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, serta kepada bangsa dan negara.
  4. Prinsip Wawasan Nusantara :  merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
  5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi : Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur sebagai cita-cita bangsa di era Reformasi .
Ada beberapa daerah di wilayah Indonesia yang memiliki sistem kekerabatan yang masih kuat dianut oleh masyarakat. Sistem kekerabatannya yaitu :
  • Parental Sistem kekerabatan parental menarik garis keturunan dari kedua belah pihak (ayah dan ibu), kedudukan laki-laki dan perempuan sama. Misalnya, di daerah Aceh dan Jawa Barat.
  • Patrilineal Sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan dari pihak bapak. Kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Misalnya, di daerah Palembang dan Batak.
  • Matrilineal Sistem kekerabatan matrilineal menarik garis keturunan dari pihak ibu. Kedudukan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, misalnya, di daerah .
Dampak positif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu :
  1. terciptanya integritas nasional.
  2. Menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antarsuku, agama, budaya, dan golongan.
  3. Dapat memperkaya khazanah budaya bangsa.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu : 

  1. Terjadinya konflik dalam masyarakat.
  2. Munculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya.
  3. Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap bahwa suku bangsanya sendiri lebih unggul dibandingkan suku yang lainnya.
  4. Fanatisme, yaitu paham yang berpegang teguh secara berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan yang lain.

Bentuk konflik berdasarkan jenisnya : 

  • Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem keke-rabatan, dan norma sosial dalam masyarakatnya
  • Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda atau antar kelompok dalam agama tertentu.
  • Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain.
  • Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan,  partai politik,  asal daerah, dan sebagainya. Disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.

Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) : 

  • Preventif : upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
  • Represif : upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
  • Kuratif, merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.




0 komentar:

Posting Komentar