Dasar Pemeranan Teater Modern

Selasa, 15 November 2022

Pemeran sebagai elemen penting dalam sebuah pementasan. Seorang pemeran harus dapat menguasai tubuh, emosi, dan intelektual. Penguasaan tubuh berkaitan dengan olah tubuh, yaitu cara mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai kekuatan, kelenturan, ketahanan, dan keterampilan tubuh sehingga menciptakan gerak yang dibutuhkan dalam pementasan. 

Latihan olah tubuh dilakukan dengan 3 tahap yaitu : 

1. Pemanasan atau Peregangan (warm-up), serial gerakan tubuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan progresif (bertahap).

2. Olah tubuh inti, serial pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan.

3. Pendinginan atau peredaan (warm-down), serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan dan menggunakan kehangatan tubuh dan memberi kesempatan otot-otot untuk mengambil manfaat dari latihan.

Berikut contoh gerakan latihan pemanasan : 

  1. Latihan Leher
  2. Latihan Jari dan Pergelangan Tangan 
  3. Latihan Siku 
  4. Latihan Bahu 
  5. Latihan Bahu 
  6. Latihan Tungkai Kaki dan Punggung
  7. Latihan Pergelangan Dalam teater, pernapasan berhubungan dengan produksi suara. 
  • Diksi adalah latihan mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas. Latihan diksi berfungsi memberi kejelasan suara dari kata yang diucapkan. Banyak pemeran menyangka agar dapat didengar hanya perlu berbicara keras, padahal yang dibutuhkan tidak hanya itu, tetapi pengucapan yang jelas. 
  • Intonasi adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata, sehingga tidak datar atau monoton. Intonasi menentukan antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi intonasi : membuat pembicaraan menjadi menarik, tidak membosankan, dan kalimat yang kita ucapkan lebih bermakna.
  • Bunyi suara meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung) dan bunyi suara oral (di rongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit-langit rongga mulut diangkat-diturunkan, membuka jalan untuk aliran udara menuju rongga hidung, udara beresonansi menghasilkan bunyi. Bunyi nasal meliputi huruf m, n, ny, dan ng.  Bunyi suara oral ada 2, yaitu bunyi suara vokal dan bunyi suara konsonan. 

Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan dimainkan. Semua yang mengalihkan perhatian atau yang mempengaruhi konsentrasi seorang pemeran atas karakter yang dimainkan, dapat merusak proses pemeranan. Sehingga, konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran. Tujuan dari konsentrasi adalah mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi  pemeran dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan, juga agar pemeran bisa mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia tersebut. 


0 komentar:

Posting Komentar