Hukum Mad Tarqiq

Minggu, 20 November 2022

 Tarqiq ini berlaku pada huruf lam (ل) dan ra (ر). Kebalikan dari Tarqiq yakni Tafkhim yakni bermakna menggemukkan, menebalkan. Hukum bacaan Ra terbagi dalam tiga macam yaitu, Tafkhim, Tarqiq, dan Jawazul Wajhain.


Berikut hukum bacaan Tarqiq:


a. Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim).


Contoh: اَلْقَارِعَةُۙ


b. Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun ( ْي) 


Contoh: غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ


c. Lafad lam jalalah yang dibaca tarqiq karena sebelumnya huruf berharakat Kasrah.


Contoh:


فيِ سَبِيْلِ اللهِ


Seluruh huruf Lam selain Lam Jalalah yang berharakat Dhommah dan Fathah. Contoh:


يقبل, الذين, للمتقين


2. Hukum Bacaan Ra Dibaca Tafkhim


Tafkhim yaitu hukum membaca huruf Ra (ر) dengan mengucapkan secara tebal sampai memenuhi mulut ketika mengucapkannya. 

Hukum membaca huruf Ra (ر) dibaca tafkhim atau tebal apabila:


a. Apabila huruf Ra yang berharakat dlommah atau dhommah tanwin


Contoh : الْكٰفِرُوْنَۙ - لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ


b. Ra ( ر ) sukun atau sukun karena waqaf, yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah.


Contoh: وَانْحَرْۗ - هُوَ الْاَبْتَرُ


c. Ra ( ر) sukun karena waqaf sebelumnya huruf sukun dan sebelumnya lagi huruf yang berharakat fathah atau dhammah.


Contoh: وَالْفَجْرِۙ - وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ


3. Ra ( ر ( yang boleh dibaca tebal atau tipis atau jawazul wajhain


Huruf Ra ( ر ( yang boleh dibaca tebal atau tipis di al-Qur’an ada tujuh (7) yaitu. 


Contoh: وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ - عَذَابِيْ وَنُذُرِ


Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid


Hukum mempelajari Ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah, sedang membaca Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid hukumnya Fardhu Ain.


Bagi orang yang belum mampu membaca Al Qur'an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid wajib hukumnya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.


Hukum bacaan tajwid penting diketahui Muslim dalam membaca Alquran. Sebab, membaca Alquran harus benar dan tartil serta tahu makhrojul khuruf maupun kapan harus berhenti dan lanjut. Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil yakni belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Al quran. 


Allah SWT berfirman:



Hukum Bacaan Tarqiq dan Tafkhim dalam Ilmu Tajwid Beserta Contoh

Membaca Al quran agar baik dan benar perlu mengetahui hukum bacaan Ra. (Foto: ist)

Lifestyle Muslim Detail Berita

Hukum Bacaan Tarqiq dan Tafkhim dalam Ilmu Tajwid Beserta Contoh

Kastolani Sabtu, 18 September 2021 - 10:01:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan tarqiq dalam ilmu tajwid secara bahasa berarti menipiskan. Adapun secara istilah Tarqiq diibaratkan seperti terdapat pergeseran dalam suara huruf, sehingga kondisi mulut tidak terlihat penuh saat membacanya.


Tarqiq ini berlaku pada huruf lam (ل) dan ra (ر). Kebalikan dari Tarqiq yakni Tafkhim yakni bermakna menggemukkan, menebalkan. 


BACA JUGA:

Hukum Bacaan Iqlab, Pengertian serta Contohnya Dalam Al Quran

Hukum bacaan Ra terbagi dalam tiga macam yaitu, Tafkhim, Tarqiq, dan Jawazul Wajhain.


Berikut hukum bacaan Tarqiq:


BACA JUGA:

Hukum Bacaan Ra Tafkhim, Tarqiq Beserta Pengertian dengan Contoh

1. Hukum Bacaan Ra Tarqiq


Tarqiq yaitu hukum membaca huruf Ra dengan dibaca tipis. Hukum membaca huruf Ra dibaca tarqiq atau tipis apabila:


BACA JUGA:

Hukum Bacaan Alif Lam, Pengertian serta Contohnya

a. Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim).


Contoh: اَلْقَارِعَةُۙ


b. Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun ( ْي) 


Contoh: غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ


c. Lafad lam jalalah yang dibaca tarqiq karena sebelumnya huruf berharakat Kasrah.


Contoh:


فيِ سَبِيْلِ اللهِ


Seluruh huruf Lam selain Lam Jalalah yang berharakat Dhommah dan Fathah. Contoh:


يقبل, الذين, للمتقين


2. Hukum Bacaan Ra Dibaca Tafkhim


Tafkhim yaitu hukum membaca huruf Ra (ر) dengan mengucapkan secara tebal sampai memenuhi mulut ketika mengucapkannya. 

Hukum membaca huruf Ra (ر) dibaca tafkhim atau tebal apabila:


a. Apabila huruf Ra yang berharakat dlommah atau dhommah tanwin


Contoh : الْكٰفِرُوْنَۙ - لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ


b. Ra ( ر ) sukun atau sukun karena waqaf, yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah.


Contoh: وَانْحَرْۗ - هُوَ الْاَبْتَرُ


c. Ra ( ر) sukun karena waqaf sebelumnya huruf sukun dan sebelumnya lagi huruf yang berharakat fathah atau dhammah.


Contoh: وَالْفَجْرِۙ - وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ


3. Ra ( ر ( yang boleh dibaca tebal atau tipis atau jawazul wajhain


Huruf Ra ( ر ( yang boleh dibaca tebal atau tipis di al-Qur’an ada tujuh (7) yaitu. 


Contoh: وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ - عَذَابِيْ وَنُذُرِ


Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid


Hukum mempelajari Ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah, sedang membaca Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid hukumnya Fardhu Ain.


Bagi orang yang belum mampu membaca Al Qur'an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid wajib hukumnya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.


Hukum bacaan tajwid penting diketahui Muslim dalam membaca Alquran. Sebab, membaca Alquran harus benar dan tartil serta tahu makhrojul khuruf maupun kapan harus berhenti dan lanjut. Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil yakni belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Al quran. 


Allah SWT berfirman:


اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ


Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)


Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang lain. 


Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas ra, bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Maka ia menjawab, bahwa bacaan Alquran yang dilakukan oleh beliau panjang.

0 komentar:

Posting Komentar